Sabtu, 16 Oktober 2010

Patung Babi Lieberman Akibatkan Perpecahan Israel

Dalam sebuah galeri seni di Tel Aviv, terlihat sebuah patung Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu yang terlihat mirip dengan babi. Hal itu memicu reaksi dari beragam pihak. (Foto: AFP)
TEL AVIV (Berita SuaraMedia) – Sebuah galeri seni di Tel Aviv memicu perdebatan di Israel. Gara-garanya, galeri tersebut memajang patung kecil yang menggambarkan Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman, hanya saja, patung Lieberman tersebut mirip dengan babi.

Kementerian Pendidikan Israel meminta penyelenggara pameran menutup pameran tersebut karena penghinaan dan menghasut lahirnya kekerasan.
Gara-gara patung miniatur tersebut, kabarnya protes sudah bermunculan bahkan sebelum pameran itu dibuka pada hari Kamis (6/8).
Seniman Israel, Zoya Cherkassky (33) memberikan pembelaan terhadap karya seni buatannya tersebut. “Saya hanya ingin membuat sesuatu yang sangat simpel namun menyampaikan pesan yang jelas. Dalam konteks pameran ini, sudah jelas bahwa Lieberman memang babi,” katanya kepada kantor berita AFP saat dijumpai di galeri seni Beit Berl Art College.
“Kalau dilihat di luar konteks, ini cuma babi,” tambahnya seraya mengarahkan telunjuk pada babi Lieberman itu.
Penggambaran sosok menteri ultranasionalis kontroversial tersebut membuat sejumlah pengunjung yang menghadiri acara pembukaan pameran tersenyum, namun babi Lieberman itu juga membuat kelompok pengawas sayap kanan Israel marah dan meminta pameran itu ditutup.
“Dia (Lieberman) digambarkan sebagai seorang neo-Nazi, sebuah hal yang konyol di sini. (karya seni) itu benar-benar tercela,” kata Adrian Aggasy, seorang pengacara dari Lembaga Hukum Tanah Israel.
Ia mengklaim bahwa undangan pameran itu sendiri mengingatkan pada Nazi Jerman, karena menggunakan font huruf bergaya gothic untuk menuliskan nama pertama menteri Uni Soviet, Evet, yang juga dijadikan judul pameran.
Kelompok itu mengirimkan surat kepada Kementerian Pendidikan dan meminta agar pameran itu ditutup, mereka juga meminta penasihat hukum pemerintah memeriksa apakah “pameran itu melanggar hukum yang melarang hasutan dan penghinaan,” kata Aggasy.
Doreet LeVitte, kurator galeri seni itu membantah keluhan tersebut dan menyebutnya hal yang konyol. Menurutnya, pameran itu hanya mengandung ambisi seni.
“Karya seni ini merupakan percampuran antara politik dan seni. Sebagian besar pengunjung pameran ini tidak sepakat dengan ideologi yang diusung Lieberman, dan mereka ingin mengekspresikannya,” tambah LeVitte.
“Lieberman sendiri adalah sosok yang banyak dikritik. Menurut saya ideologi dan gagasan-gagasannya cenderung fasis dan membuat banyak orang takut,” paparnya.
Lieberman yang merupakan mantan tukang pukul kelab malam tersebut memimpin partai Yisrael Beitenu. Para kritikus menyebut Lieberman rasis, namun para pendukungnya menganggap Lieberman pahlawan bagi tujuan nasionalis mereka.
Tak hanya babi, dalam pameran tersebut juga ditampilkan sejumlah foto yang menggambarkan Lieberman mirip dengan setan, dengan mata merah darah, senyum menyeringai dan hidung mirip tengkorak manusia.
Seniman Uri Katzenstein menambahkan sentuhan kecil, membuat karya seni dari tiga obeng yang diikat jadi satu, ditopang oleh logam dan dihiasi bel.
Karya seni tersebut sempat menimbulkan kebisingan.
“(Karya seni) itu bising, membingungkan dan seolah tak tahu apa yang akan dikerjakan,” kata LeVitte Harten.
Katzenstein mengatakan bahwa memang itu tujuannya. “Hal ini ada hubungannya dengan Lieberman, demikian juga dengan masing-masing orang termasuk kita, karena (karya seni ini) memperlihatkan mekanisme yang tidak terkontrol.
Setidaknya ada satu orang yang merasa tidak senang pada pembukaan pameran itu. Ia mengenakan kaus kuning menyala bertuliskan huruf Ibrani yang berarti, “Ini seni atau sayap kiri?”
“Jelas ini merupakan karya seni dan literatur yang dikendalikan orang-orang kiri,” kata Haim Nitzani (64) dengan pandangan tak senang ke arah patung babi Lieberman.
“Bahkan ini bisa disebut anti-Semitisme,”  tambahnya. (dn/im/af) www.suaramedia.com
Berita sebelumnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar